PROJECT LIFE CYCLE & SDLC

Halo readers, blog ini akan membahas tentang "Project Life Cycle & SDLC". Pembahasan materi mengenai tahapan pada project life cycle, metodologi pengembangan perangkat lunak, dan hubungan project life cycle & SDLC dalam manajemen proyek perangkat lunak. Semoga pembahasan pada blog ini dapat menambah wawasan dan ilmu untuk readers semua ya. Selamat membaca 😄

Tahapan pada Project Life Cycle

sumber : https://miro.medium.com/max/1148/0*Twq0cRNhs4vM-qts.png

Pada saat melaksanakan suatu proyek, pasti diperlukan beberapa tahapan dalam prosesnya. Tahapan-tahapan tersebut ada di dalam proyek yang berskala besar maupun kecil dan terdiri dari 4 tahapan fase utama yang disebut dengan siklus hidup proyek (Project Life Cycle). Seluruh tahapan dalam Project Life Cycle merupakan tahapan yang akan dijalankan dan digunakan dalam proyek dari awal hingga akhir proyek selesai dilaksanakan. Berikut penjelasan mengenai 4 fase tahapan dalam Project Life Cycle :

1. Initiation Phase

Tahapan ini merupakan tahap pertama dalam Project Life Cycle dan termasuk dalam tahapan pengenalan proyek, baik pengenalan mengenai identitas ataupun konseptual dari proyek yang akan dikerjakan. Tahapan initiation phase dilakukan untuk memahami dan mendefinisikan tujuan, ruang lingkup, solusi, dan risiko yang akan dihadapi dalam proyek. Pada tahapan ini juga akan diketahui apakah proyek tersebut layak atau tidak untuk dilaksanakan karena dilakukan studi kelayakan terlebih dahulu sesuai dengan hasil survei bersama oleh tim proyek, kemudian pemangku kepentingan dan klien akan membuat pernyataan persetujuan proyek.

2. Planning Phase

Tahapan ini merupakan tahap lanjut apabila ruang lingkup proyek sudah disetujui dan ditetapkan, serta tim proyek telah terbentuk. Pada tahapan ini akan diuraikan mengenai tugas, dokumen perencanaan, jadwal waktu proyek, perencanaan biaya, produk akhir dari proyek, orang-orang yang terlibat dalam proyek, prosedur pekerjaan, scope pekerjaan, dokumentasi alur kerja, dan hal-hal perencanaan lainnya. Planning Phase adalah tahap yang sangat penting dan kunci dari keberhasilan dalam melanjutkan tahapan proyek selanjutnya. Oleh karena itu, perencanaan harus dilakukan sedetail mungkin agar dapat menjadi panduan dalam pelaksanaan proyek.

3. Execution Phase

Tahapan eksekusi atau pelaksanaan ini dilaksanakan saat definisi proyek sudah jelas dan perencanaan sudah terperinci.  Pada tahap Execution Phase, tujuan proyek secara fisik akan dibangun dan seluruh aktivitas yang ada di dokumentasi project plan akan diimplementasikan dan dieksekusi. Saat pelaksanaan tahap Execution Phase ini dilakukan, terjadi proses manajemen untuk memonitor dan mengontrol proses eksekusi agar hasil proyek sesuai dengan perencanaan. Eksekusi dan pelaksanaan proyek akan dikerjakan sesuai pendekatan yang telah dipilih dan seluruh aspek baik dalam segi waktu, biaya, risiko, kulitas, dan komunikasi harus dikontrol, serta terdokumentasi dengan baik.

4. Project Closure

Tahapan ini merupakan tahap akhir dari aktivitas Project Life Cycle. Saat proyek telah berhasil mencapai tujuannya, maka hasil akhir proyek dipresentasikan dan ditandatangani oleh pemangku kepentingan. Selanjutnya, hasil akhir proyek tersebut dan seluruh dokumentasinya diserahkan kepada klien / pelanggan. Pada tahap ini dilakukan penutupan proyek dengan dilakukan post implementation review yang bertujuan untuk mengetahui tingkat keberhasilan proyek dan mempelajari kegiatan proyek sebagai pengetahuan untuk proyek selanjutnya. Tahap Project Closure akan mengakhiri kontak dengan supplier, membubarkan tim proyek, dan memberikan seluruh laporan kepada semua pemangku kepentingan untuk menyatakan bahwa rangkaian aktivitas pelaksanaan proyek telah selesai dijalankan.

 

Metodologi Pengembangan Perangkat Lunak

Pengembangan Perangkat Lunak dapat dilakukan dengan menggunakan berbagai metode. Masing-masing metode mempunyai dasar sistem dan pendekatan yang berbeda-beda. Hal ini tentu berpengaruh pada cara kerja dan proses pengembangannya terhadap proyek perangkat lunak. Oleh karena itu, perlu dilakukan pertimbangan dan melihat kesesuaian antara metode dengan proyek yang akan dikerjakan. Berikut 2 contoh metodologi yang sering digunakan dalam pengembangan perangkat lunak :

1. Metode Spiral


sumber: https://i0.wp.com/3.bp.blogspot.com/-4H263KIaul8/UPR2v8NhyeI/AAAAAAAABDc/xKJzCIk4Ea0/s1600/software_engineering_13.png

Metode Spiral merupakan metode yang menggabungkan 2 metode lainnya, yaitu Prototyping dan Waterfall. Metode Spiral sangat berguna dalam pembangunan proyek berskala besar dan sistem yang kompleks. Proses metode ini dilakukan dengan memperhatikan berbagai kemungkinan risiko proyek yang akan dianalisis secara mendalam, sehinggga akan menghasilkan model proses yang seusai dengan kebutuhan pengguna. Metode Spiral berfungsi untuk memberikan perubahan, penambahan, serta melakukan pengembangan perangkat lunak dengan mengutamakan aspek kecepatan dan ketepatan sesuai dengan kebutuhan dari pengguna. Terdapat 5 tahapan dalam metode spiral, yaitu tahap komunikasi, planning, analisis risiko, rekayasa (engineering), dan evaluasi.

Kelebihan dari metode Spiral adalah proyek berskala besar dapat mudah dikerjakan apabila menggunakan metode ini, pembangunan proyek perangkat lunak dapat diselesaikan secara sistematis, lebih cepat dalam menganalisa risiko yang terjadi, dan produksi software dapat terjadi lebih cepat. Sedangkan, kekurangan dari metode spiral adalah kurang cocok diterapkan dalam proyek berskala kecil, menerapkan alur kerja yang kompleks, panjang, dan membutuhkan waktu yang lama, serta risiko yang terjadi dalam tahap planning cukup tinggi.


2. Metode Agile

sumber : https://chercher.tech/images/jira/agile-development-chart.png

Metode Agile merupakan metodologi pengembangan perangkat lunak yang proses pengerjaannya dilakukan secara berulang, yaitu aturan dan solusi dikerjakan dengan pengkolaborasian setiap tim disertai dokumentasi pekerjaan yang terorganisir dan terstruktur. Hal ini diperlukan untuk menyesuaikan sifat metode Agile yang adaptif terhadap berbagai perubahan pada pengguna perangkat lunak itu sendiri. Metode Agile sebenarnya metode pengembangan dalam jangka pendek dan memungkinkan tim cepat dalam mengambil keputusan, serta memiliki prediksi yang baik. Metode Agile ini berfungsi untuk manajer dapat mengontrol kerja tim dengan baik, klien dapat memberikan feedback yang tepat kepada tim developer, dan meningkatkan produktivitas kerja karena setiap tim dapat mengerjakan tugasnya masing-masing secara bersamaan tanpa saling menunggu.

Kelebihan dari metode Agile adalah berorientasi pada kepuasan pengguna, menguntungkan dari segi efisiensi waktu dan tenaga kerja, proses pengembangan membutuhkan waktu yang relatif cepat, pengembang dapat mudah beradaptasi dan melakukan improvisasi, serta perubahan dapat cepat ditangani sesuai dengan kebutuhan klien. Sedangkan, kekurangan dari metode Agile adalah kurang cocok diterapkan dalam skala tim yang besar, tim pengembang harus siap terhadap segala perubahan yang dapat terjadi sewaktu-waktu, dan harus dapat beradaptasi dengan perubahan zaman.

 

Hubungan Project Life Cycle & SDLC dalam Manajemen Proyek Perangkat Lunak

Project Life Cycle terdiri dari 4 fase tahapan, yaitu Initiation Phase, Planning Phase, Execution Phase, dan Project Closure. Masing-masing tahapan mempunyai proses yang berbeda dan saling berkaitan karena merupakan suatu proses tahapan berkelanjutan dalam mencapai hasil akhir proyek. Project Life Cycle mempunyai hubungan dengan SDLC (Software Development Life Cycle) khususnya hubungan tersebut terjadi dalam tahapan / fase ke-3 dalam Project Life Cycle, yaitu Execution Phase. Tahapan Execution Phase mencakup development dan management yang di dalamnya mempunyai tujuan untuk memulai eksekusi atau pelaksanaan dari pengembangan proyek perangkat lunak. Proses manajemen dilakukan pada tahap Execution Phase untuk memonitor dan mengontrol kegiatan SDLC, yang terdiri dari planning, analysis, design, implementation, testing & integration, dan maintenance dalam proyek perangkat lunak. Selain itu, hubungan yang terjadi adalah pada saat tahap Execution Phase berlangsung harus dikerjakan sesuai dengan pendekatan yang dipilih dan pendekatan tersebut dipilih berdasarkan dari metode-metode yang ada di dalam SDLC, seperti metode Agile, Spiral, RAD, SCRUM, dan lain sebagainya. Oleh karena itu, Project Life Cycle membutuhkan SDLC di dalamnya untuk melakukan eksekusi dan manajemen proyek perangkat lunak terhadap pelaksanaan project plan agar menghasilkan output proyek yang sesuai.

 

Kesimpulan

Tahapan dalam Project Life Cycle terdiri dari 4, yaitu Initiation Phase, Planning Phase, Execution Phase, dan Project Closure. Tahap Initiation Phase merupakan tahap pertama dalam Project Life Cycle dan termasuk tahapan pengenalan proyek, baik pengenalan mengenai identitas ataupun konseptual dari proyek yang akan dikerjakan. Tahap Planning Phase merupakan tahap lanjut apabila ruang lingkup proyek sudah disetujui dan ditetapkan, serta tim proyek telah terbentuk. Tahap Executor Phase merupakan tahap pelaksanaan yang dikerjakan saat definisi proyek sudah jelas dan terperinci. Tahap Project Closure merupakan tahap akhir Project Life Cycle yang mana apabila sudah mencapai tujuan, hasil akhir proyek akan dipresentasikan dan ditandatangani oleh pemangku kepentingan.

Metode Spiral merupakan penggabungan dari 2 metode, yaitu Prototyping dan Waterfall. Metode spiral ini sangat berguna dalam pembangunan proyek berskala besar dan sistem yang kompleks. Sedangkan, metode Agile merupakan metodologi yang proses pengerjaannya dilakukan secara berulang, yaitu aturan dan solusi dikerjakan dengan pengkolaborasian setiap tim disertai dokumentasi pekerjaan yang terorganisir dan terstruktur.

Hubungan antara Project Life Cycle dengan SDLC (Software Development Life Cycle) terjadi dalam tahapan / fase ke-3 dalam Project Life Cycle, yaitu Execution Phase. Proses manajemen dilakukan pada tahap Execution Phase untuk memonitor dan mengontrol kegiatan SDLC. Hubungan tersebut berkaitan juga dengan pendekatan yang dipilih dalam pengerjaan tahap Execution Phase yang mana pendekatan tersebut dipilih berdasarkan dari metode-metode yang ada di dalam SDLC.

Nama Tim Kelompok 2 MPPL kelas D :

  • Angelina Elfrida Wibowo
  • Akmal Sakirin
  • Boy Boy Geodevandry
  • Dzaki Zuhditiya Maulana
  • Fadhil Al Fikri
  • Ilham Syukur Yahya
  • Pebiu Lejimahani
  • Rendy Kurniawan
  • Sofiana
  • Syauqi Hanggewa


Semoga blog saya ini dapat bermanfaat dan memberi wawasan baru untuk readers yang membacanya.

Keep Spirit & Stay Positive, see you in another blog!! 😄


Referensi :

https://sis.binus.ac.id/2021/04/30/4-tahapan-project-life-cyle/#:~:text=Project%20pada%20umumnya%20baik%20dalam,perencanaan%2C%20implementasi%2C%20dan%20penutupan.

http://jamesthoengsal.blogspot.com/p/life-cicle-project-construction.html

https://salamadian.com/metode-pengembangan-perangkat-lunak/

https://www.sekawanmedia.co.id/blog/metode-agile-development/

https://sis.binus.ac.id/2019/04/29/pengembangan-sistem-spiral-model/

Materi PPT "Project Life Cycle", Mata Kuliah Manajemen Proyek Perangkat Lunak oleh Anggi Perwitasari, S.T., M.T.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Analisis dan Perancangan Basis Data

Sistem Informasi Manajemen (SIM)

Teknologi Informasi Terbaru Saat Ini dan Sistem Informasi